ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN
TRAUMA
ABDOMEN
DI SUSUN OLEH:
HENDRAS JATMIKO (13019)
AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN
2015
I
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Trauma Abdomen .
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperwatan Gawat Darurat. Dalam
menyusun makalah ini penulis menemui banyak kendala namun berkat bimbingan, pen
garahan dan bantuan dari berbagai pihak maka kendala tersebut dapat teratasi,
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Sragen,15
September 2015
Penulis
II
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul……………………………………………………………. I
Kata
Pengantar…………………………………………………………… II
Daftar
Isi…………………………………………………………………. III
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang…………………………………………………………. 1
B.Rumusan Masalah………………………………………………………
1
C.Tujuan
…………………………………………………………………. 2
D.Manfaat…………………………………………………………………
2
BAB II PEMBAHASAN ISI
A.Definisi…………………………………………………………………
3
B.Anatomi Dan Fisiologi
………………………………………………... 3
C.Etiologi………………………………………………………………....
4
D.Patifisiologi…………………………………………………………….
5
E.Pathway………………………………………………………………...
6
F.Penatalaksanaan
Medis………………………………………………….7
G.Asuhan
keperawatan……………………………………………………8
1. Kasus……………………………………………………………….. 8
2.Pengkajian ………………………………………………………….. 8
3. Diagnosa ……………………………………………………….... 11
4. Perencanaan ……………………………………………………… 12
5. Evaluasi ………………………………………………………....... 13
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan…………………………………………………………. 14
B.Saran
……………………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pertolongan
penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di dalam rumah sakit
maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan tenaga medis maupun
non medis termasuk masyarakat awam. Pada pertolongan pertama yang cepat dan
tepat akan menyebabkan pasien/korban dapat tetap bertahan hidup untuk
mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut.
Adapun
yang disebut sebagai penderita gawat darurat adalah penderita yang memerlukan
pertolongan segera karena berada dalam keadaan yang mengancam nyawa, sehingga
memerlukan suatu pertolongan yang cepat, tepat, cermat untuk mencegah kematian
maupun kecacatan. Untuk memudahkan dalam pemberian pertolongan korban harus
diklasifikasikan termasuk dalam kasus gawat darurat, darurat tidak gawat, tidak
gawat tidak darurat dan meninggal.
Salah
satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera dimana pasien berada
dalam ancaman kematian karena adanya gangguan hemodinamik adalah trauma abdomen
di mana secara anatomi organ-organ yang berada di rongga abdomen adalah
organ-organ pencernaan. Selain trauma abdomen kasus-kasus kegawatdaruratan pada
system pencernaan salah satunya perdarahan saluran cerna baik saluran cerna
bagian atas ataupun saluran cerna bagian bawah bila hal ini dibiarkan tentu
akan berakibat fatal bagi korban atau pasien bahkan bisa menimbulkan kematian.
Oleh karena itu kita perlu memahami penanganan kegawatdaruratan pada system
pencernaan secara cepat, cermat dan tepat sehingga hal-hal tersebut dapat kita
hindari.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dalam
makalah ini kami hanya membahas tentang konsep dasar penyakit trauma abdomen.
yaitu pengertian trauma abdomen, penyebab ,pathway, klasifikasi, Anatomi
fisiologi area abdomen, patofisiologi/ perjalanan penyakitnya, Manifestasi
klinis, dan penalaksaan medis, beserta konsep dasar asuhan keperawatan dan
asuhan keperawatan dari trauma abdomen.
1
C.
TUJUAN
Mahasiswa
mampu mempelajari asuhan kegawat daruratan dalam masalah Tujuan trauma abdomen.
Khusus
:
1. Mahasiswa memahami pengertian trauma
abdomen
2. Mahasiswa dapat memahami konsep dasar
masalah trauma abdomen
3. Mahasiswa dapat memahami konsep asuhan
kegawatdaruratan
D. MANFAAT
a. Bagi Pembaca
Makalah ini disusun agar bermanfaat
bagi mahasiawa, agar menjadi acuhan pembelajaran bagi mahasiswa dalam
memberikan asuhan keperawatan pada Keperawatan Gawat Darutat khususnya pada
kasus Trauma Abdomen.
b. Bagi Penulis
Diharapkan peneulis dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
Trauma Abdomen.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Trauma
adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland,
2002).
Trauma abdomen adalah pukulan /benturan
langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada
isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau
berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh-pembuluh darah abdominal)
dan mengakibatkan ruptur abdomen. (Temuh Ilmiah Perawat Bedah Indonesia, 13
Juli 2000).
Trauma abdomen adalah cedera
pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja
atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma
perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa
tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat
kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).
Trauma Abdomen adalah terjadinya atau
kerusakan pada organ abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologi
sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imonologi dan gangguan faal
berbagai organ (Sjamsuhidayat, 1997).
B.
ANATOMI FISIOLOGI
a.Anatomi
3
b.Fisiologi
Abdomen ialah rongga terbesar dalam
tubuh. Bentuk lonjong dan meluas dari atas diafragma sampai pelvis
dibawah. Rongga abdomen dilukiskan
menjadi dua bagian – abdomen yang sebenarnya, yaitu rongga sebelah atas dan yang
lebih besar, dan pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan kecil.
Batasan
– batasan abdomen. Di atas, diafragma,
Di bawah, pintu masuk panggul dari panggul besar. Di depan dan kedua sisi, otot
– otot abdominal, tulang –tulang illiaka dan iga – iga sebelah bawah. Di
belakang, tulang punggung, dan otot psoas dan quadratrus lumborum.
Isi
Abdomen. Sebagaian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus halus,
dan usus besar. Hati menempati bagian atas, terletak di bawah diafragma, dan
menutupi lambung dan bagian pertama usus halus. Kandung empedu terletak dibawah
hati. Pankreas terletak dibelakang lambung, dan limpa terletak dibagian ujung
pancreas. Ginjal dan kelenjar suprarenal berada diatas dinding posterior
abdomen. Ureter berjalan melalui abdomen dari ginjal. Aorta abdominalis, vena
kava inferior, reseptakulum khili dan sebagaian dari saluran torasika terletak
didalam abdomen.
C.
ETIOLOGI
Kecelakaan
lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian.
Menurut sjamsuhidayat, penyebab trauma
abdomen adalah, sebagai berikut :
1.
Penyebab trauma penetrasi
· Luka akibat terkena tembakan
· Luka akibat tikaman benda tajam
· Luka akibat tusukan
2. Penyebab trauma non-penetrasi
·
Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
·
Hancur (tertabrak mobil)
·
Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
· Cidera
akselerasi / deserasi karena kecelakaan olah raga.
4
D.
PATOFISIOLOGI
Tusukan/tembakan ; pukulan, benturan, ledakan,
deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman (set-belt)-Trauma abdomen- :
1. Trauma tumpul abdomen
·
Kehilangan darah.
·
Memar/jejas pada
dinding perut.
·
Kerusakan organ-organ.
·
Nyeri
·
Iritasi cairan usus
2.Trauma tembus abdomen
·
Hilangnya seluruh atau
sebagian fungsi organ
·
Respon stres simpatis
·
Perdarahan dan
pembekuan darah
·
Kontaminasi bakteri
·
Kematian sel
1 & 2 menyebabkan :
·
Kerusakan integritas
kulit
·
Syok dan perdarahan
·
Kerusakan pertukaran
gas
·
Risiko tinggi terhadap
infeksi
·
Nyeri akut (FKUI,
1995).
Beratnya trauma yang
terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati
ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh
relatif terhadap permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ
intra abdominal yang disebabkan beberapa mekanisme :
·
Meningkatnya tekanan
intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya tekan dari luar seperti
benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar dapat
mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ berongga.
·
Terjepitnya organ
intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae atau struktur
tulang dinding thoraks.
5
E.
PATHWAY
Trauma
(kecelakaan)
↓
Penetrasi
& Non-Penetrasi
↓
Terjadi
perforasi lapisan abdomen
(kontusio,
laserasi, jejas, hematom)
↓
Menekan saraf peritonitis
↓
Terjadi
perdarahan jar.lunak dan rongga abdomen → Nyeri
↓
Motilitas
usus
↓
Disfungsi
usus → Resiko infeksi
↓
Refluks usus output cairan berlebih
Gangguan cairan Nutrisi kurang dari
dan
eloktrolit
kebutuhan tubuh
↓
Kelemahan
fisik
↓
Gangguan
mobilitas fisik
(Sumber
: Mansjoer,2001)
6
F.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan
Medis :
1. Abdominal paracentesis
Menentukan adanya
perdarahan dalam rongga peritonium, merupakan
Indikasi untuk laparatomi.
2. Pemeriksaan laparoskopi
Mengetahui
secara langsung penyebab abdomen akut.
3. Pemasangan NGT
Memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada
trauma abdomen.
4. Pemberian antibiotik
Mencegah infeksi.
5. Laparotomi
Penatalaksanaan
keperawatan:
1. Mulai prosedur resusitasi (memperbaiki jalan napas,
pernapasan, sirkulasi) sesuai indikasi.
2.
Pertahankan pasien pada brankar atau tandu papan ; gerakkan dapat
menyebabkan fragmentasi bekuan pada pada pembuluh darah besar dan menimbulkan
hemoragi masif.
a) Pastikan kepatenan jalan napas dan kestabilan pernapasan serta
a) Pastikan kepatenan jalan napas dan kestabilan pernapasan serta
System saraf
b) Jika pasien koma, bebat leher sampai setelah sinar x leher
b) Jika pasien koma, bebat leher sampai setelah sinar x leher
didapatkan
c) Gunting baju dari luka.
d) Hitung jumlah luka.
e) Tentukan lokasi luka masuk
dan keluar.
3. Kaji tanda dan gejala hemoragi.
4. Kontrol perdarahan dan pertahanan volume darah sampai
pembedahan dilakukan.
5. Aspirasi lambung dengan selang nasogastrik. Prosedur
ini membantu mendeteksi luka lambung, mengurangi kontaminasi terhadap rongga
peritonium, dan mencegah komplikasi paru karena aspirasi.
6. Tutupi visera abdomen yang keluar dengan balutan
steril, balutan salin basah untuk mencegah kekeringan visera.
7. Pasang kateter uretra menetap untuk mendapatkan
kepastian adanya hematuria dan pantau haluaran urine.
7
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1.
CONTOH
KASUS :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. T DENGAN TRAUMA
TUMPUL ABDOMEN DI RUANG BEDAH MINOR RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA
2.
PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Umur : 65 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Tepurejo RT 3/2 Sumber Banjarsari Surakarta
Tangga&Jam Pengkajian : 15 Oktober 2009
b. Identitas
Penanggung Jawab
Nama : Tn. W
Umur : 41 tahun
Alamat : Sumber Banjarsari Surakarta
Hubungan dengan klien :
Anak
3. Riwayat Penyakit
a) Keluhan Utama
Sakit pada perut sebelah kanan.
b) Riwayat
Penyakit Sekarang
± 2 jam
yang lalu sebelum masuk rumah sakit, ketika sedang mengendarai sepeda motor,
klien mengalami kecelakaan. Sepeda motor klien menabrak truk yang ada di
depannya. Klien terjatuh dengan posisi dada dan perut kanan membentur aspal.
Setelah kejadian, klien masih bisa pulang sendiri dengan mengendarai sepeda
motornya. Tapi setelah beberapa saat di rumah, klien merasa perut sebelah kanan
ampeg sampai punggung dan terasa sesak nafas dan tampak gelisah . Oleh keluarga
di antar ke IGD Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.
8
c) Riwayat Keluarga
Keluarga
dan klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit serupa.
4. Primary Survay
a) Airway
Bebas, tidak ada sumbatan, tidak ada secret
b) Breathing
Klien bernafas secara spontan. Klien menggunakan O2 2 l/menit
R : 26x/menit, pernafasan reguler
c) Circulasi
TD :
120/80 mmHg
N :
88x/menit
Capillary
reffil : < 2 detik
d) Disability
GCS :
E4M5V6
Kesadaran
: Compos Mentis
e)
Exposure
Terdapat luka lecet ,jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kanan
5. Secondary Survay
a) AMPLE
1) Alergi
:
Klien dan keluarga mengatakan klien tidak
memiliki alergi, baik makanan ataupun obat-obatan.
2)
Medicasi :
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit
tidak mengkonsumsi obat apapun.
3)
Pastillnes :
Klien sebelumnya pernah di rawat di RS Dr.
Moewardi Surakarta dengan penyakit paru-paru.
4)
Lastmeal :
Klien mengatakan sebelum kecelakaan, klien
hanya minum segelas teh.
5)
Environment
Klien tinggal di daerah yang padat
penduduknya.
9
c. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1)
Kepala
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala
tampak cukup bersih. Kepala dapat digerakkan kesegala arah, pupil isokor,
sklera tidak ikhterik, konjungtiva tidak anemis. Hidung simetris tidak ada
secret.
2)
Leher
Tidak ada kaku kuduk
3)
Paru
·
Inspeksi
: bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
·
Palpasi : fremitus vokal kanan dan kiri sama
·
Perkusi : sonor
·
Auskultasi : vesikuler
4)
Abdomen
·
Inspeksi : terdapat jejas dan hematoma pada
abdomen sebelah
kanan
·
Auskultasi : peristaltik usus 7x/menit
·
Palpasi : terdapat nyeri , P :bila bergerak
dan bernafas ,
Q:seperti ter tusuk-tusuk, R:perut sebelah
kanan,
skala 7,T: hilang timbul
·
Perkusi : pekak
5)
Ekstremitas
Ekstermitas
atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit baik. Kekuatan otot ektermitas
atas dan bawah dalam batas normal.
d. Pemeriksaan Penunjang
a) Hasil laboratorium tanggal 15 -10-2009
b) Hemoglobin : 14,5 g/dl (n : 14-17,5 g/dl)
c) Eritrosit : 5,05 106/ul (n : 4,5-5,9 106/ul)
d) Leukosit : 12,1 103/ul (n : 4,0-11,3 103/ul)
e) Hematokrit : 43,8% (n : 40-52%)
f) Trombosit : 204
g) Gol darah : O
h) HBSAG : -
10
e.Analisa Data
No
|
Data (Sign & Symptom)
|
Etiologi
|
Problem
|
1.
|
DS :
Klien mengatakan sesak nafas
Klien mengatakan perut sebelah kanan terasa
ampeg
DO :
Klien gelisah
R : 26x/menit
|
Penurunan ekspansi paru
|
Pola nafas tidak efektif
|
2.
|
DS :
Klien mengatakan perut sebelah kanan sakit
P :
bila bergerak dan bernafas
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : perut sebelah kanan
S :
7
T :
hilang timbul
DO :
Klien tampak mengerang-erang menahan sakit.
Terdapat luka lecet dan jejas pada abdomen
sebelah kanan
|
Trauma abdomen
|
Nyeri akut
|
3.
|
DS :
-
DO :
Terdapat luka lecet pada perut kanan
Terdapat jejas dan hematoma pada abdomen
sebelah kanan
Hb : 14,5 g/dl
Leukosit : 12,1 103/ul
|
Luka non-penetrasi abdomen
|
Resiko Infeksi
|
3.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan penurunan ekspansi paru
2) Nyeri berhubungan adanya trauma abdomen
atau luka penetrasi abdomen.
3) Resiko tinggi infeksi b/d kontaminasi
bakteri dan feses.
11
4. PERENCANAAN
No
|
Tujuan/Kriteria
Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1x15 menit, pola nafas efektif
Dengan KH :
Klien mengatakan sesak nafas berkurang
Klien rileks
Pernafasan normal : 20-24 x/ menit
|
Kaji pola nafas
Kaji tanda vital
Posisikan klien semi fowler
Beri oksigen sesuai indikasi
|
Untuk menentukan intervensi yang tepat
Mengetahui perkembangan klien
Mengurangi sesak nafas
Mengurangi sesak nafas
|
2.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x10
menit, nyeri teratasi
Dengan KH :
Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang
Klien tenang tidak mengerang-erang
kesakitan
Skala nyeri 1-3
|
Kaji intensitas nyeri
Jelaskan penyebab nyeri
Beri posisi nyaman
Ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasi pemberian analgetik
|
Untuk menentukan intervensi yang tepat.
Untuk menenangkan klien dan keluarga.
Meningkatkan kenyamanan klien. Mengurangi
ketegangan otot sehingga mengurangi nyeri.
Analgetik berfungsi menghilangkan nyeri
|
3.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x20
menit, tidak terjadi infeksi
Dengan KH :
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Tidak ada perdarahan
Suhu tubuh normal : 36-37
|
Pasang kateter
Pasang NGT
Pasang trail pada tempat tidur klien
Ajurkan keluarga untuk menemani klien
Monitor hasil laboratorium terutama Hb
Kolaborasi pemberian antibiotic
|
Untuk mengurangi aktivitas klien.
Untuk mengetahui adanya perdarahan dalam.
Menurunkan resiko cidera.
Memenuhi kebutuhan klien.
Mengetahui perkembangan klien
Mencegah infeksi
|
12
5. EVALUASI
No
DX
|
Tgl & jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Paraf
|
1.
|
15 Sep 2015
|
Mengkaji pola nafas klien
Memposisikan klien semi fowler
Memberikan nasal kanul 2L/menit
|
S :
klien mengatakan sesak nafas berkurang
klien mengatkan lebih nyaman
O :
R: 24x/menit
A :
masalah teratasi
P :
intervensi dihentikan
|
|
2.
|
15 Sep 2015
|
Mengkaji tingkat nyeri
Memberikan injeksi ketorolak 2ml
Mengajarkan nafas dalam bila nyeri timbul
|
S :
klien mengatakan nyeri sedikit berkurang
O :
klien masih gelisah
klien masih tampak merintih kesakitan
A :
masalah teratasi sebagian
P :
lanjutkan intervensi di bangsal
|
|
3.
|
15 Sep 2015
|
Memasang kateter
Memasang NGT
Mengambil sample darah
Memasang trail tempat tidur
Memonitor NGT
Memberikan injeksi cefotaxim 1g
|
S :
-
O :
urine jernih tidak ada perdarahan.
Volume urine 200cc
Keluaran NGT cairan bersih
Hb : 14,5 g/dl
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
lanjutkan intervensi di bangsal
|
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Trauma abdomen yang disebabkan benda tumpul
biasanya lebih banyak menyebabkan kerusakan pada organ-organ padat maupun
organ-organ berongga pada abdomen dibandingkan dengan trauma abdomen yang
disebabkan oleh benda tajam.
B. SARAN
Bagi seorang perawat dalam penanganan pasien
yang mengalami trauma abdomen yaitu perawat harus memperhatikan atau melakukan
tindakan kegawatdaruratan yang cepat dan tepat, terutama pada kasus trauma
abdomen akibat cidera atau kecelakaan.
Untuk memudahkan pemberian tindakan darurat
secara sepat dan tepat perlu dilakukan prosedur tetap/protocol yang dapat
digunakan setiap hari. Bila memungkinkan, sangat tepat apabila pada setiap unit
keperawatan di lengkapi dengan buku-buku yang diperlukan baik untuk perawat
maupun pasien.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://efpan.blogspot.com/2012/06/makalah-asuhan-keperawatan-dengan-klien.html
(diakses pada tanggal 05 Desember 2012)
http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/askep-trauma-abdomen.html
(diakses pada tanggal 05 Desember 2012)
http://efpan.blogspot.com/2012/06/makalah-asuhan-keperawatan-dengan-klien.html
(diakses pada tanggal 05 Desember 2012)
http://satriadwipriangga.blogspot.com/2011/11/askep-trauma-abdomen.html
(diakses pada tanggal 05 Desember 2012)
http://kumpulanaskep43.blogspot.com/2012/07/askep-trauma-abdomen.html
(diakses pada tanggal 05 Desember 2012
0 komentar:
Posting Komentar