Pages

Banner 468 x 60px

 

Senin, 05 Oktober 2015

trauma abdomen

0 komentar






MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
TRAUMA ABDOMEN











                                                                DI SUSUN OLEH: 
HENDRAS JATMIKO (13019)







AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN
2015




I
KATA PENGANTAR

            Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat  menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Trauma Abdomen .
            Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperwatan Gawat Darurat. Dalam menyusun makalah ini penulis menemui banyak kendala namun berkat bimbingan, pen garahan dan bantuan dari berbagai pihak maka kendala tersebut dapat teratasi,
             Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.



Sragen,15 September 2015


                                                                                                Penulis


II
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………. I
Kata Pengantar…………………………………………………………… II
Daftar Isi…………………………………………………………………. III
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang…………………………………………………………. 1
B.Rumusan Masalah……………………………………………………… 1
C.Tujuan …………………………………………………………………. 2
D.Manfaat………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ISI
A.Definisi………………………………………………………………… 3
B.Anatomi Dan Fisiologi ………………………………………………... 3
C.Etiologi……………………………………………………………….... 4
D.Patifisiologi……………………………………………………………. 5
E.Pathway………………………………………………………………... 6
F.Penatalaksanaan Medis………………………………………………….7
G.Asuhan keperawatan……………………………………………………8
    1. Kasus……………………………………………………………….. 8
    2.Pengkajian ………………………………………………………….. 8
    3. Diagnosa ………………………………………………………....   11
    4. Perencanaan ………………………………………………………  12
    5. Evaluasi ………………………………………………………....... 13
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan………………………………………………………….  14
B.Saran ………………………………………………………………..  14
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan tenaga medis maupun non medis termasuk masyarakat awam. Pada pertolongan pertama yang cepat dan tepat akan menyebabkan pasien/korban dapat tetap bertahan hidup untuk mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut.
Adapun yang disebut sebagai penderita gawat darurat adalah penderita yang memerlukan pertolongan segera karena berada dalam keadaan yang mengancam nyawa, sehingga memerlukan suatu pertolongan yang cepat, tepat, cermat untuk mencegah kematian maupun kecacatan. Untuk memudahkan dalam pemberian pertolongan korban harus diklasifikasikan termasuk dalam kasus gawat darurat, darurat tidak gawat, tidak gawat tidak darurat dan meninggal.
Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera dimana pasien berada dalam ancaman kematian karena adanya gangguan hemodinamik adalah trauma abdomen di mana secara anatomi organ-organ yang berada di rongga abdomen adalah organ-organ pencernaan. Selain trauma abdomen kasus-kasus kegawatdaruratan pada system pencernaan salah satunya perdarahan saluran cerna baik saluran cerna bagian atas ataupun saluran cerna bagian bawah bila hal ini dibiarkan tentu akan berakibat fatal bagi korban atau pasien bahkan bisa menimbulkan kematian. Oleh karena itu kita perlu memahami penanganan kegawatdaruratan pada system pencernaan secara cepat, cermat dan tepat sehingga hal-hal tersebut dapat kita hindari.

B.     RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami hanya membahas tentang konsep dasar penyakit trauma abdomen. yaitu pengertian trauma abdomen, penyebab ,pathway, klasifikasi, Anatomi fisiologi area abdomen, patofisiologi/ perjalanan penyakitnya, Manifestasi klinis, dan penalaksaan medis, beserta konsep dasar asuhan keperawatan dan asuhan keperawatan dari trauma abdomen.




1
C.     TUJUAN

Mahasiswa mampu mempelajari asuhan kegawat daruratan dalam masalah   Tujuan trauma abdomen.

Khusus :
1.    Mahasiswa memahami pengertian trauma abdomen
2.    Mahasiswa dapat memahami konsep dasar masalah trauma abdomen
3.    Mahasiswa dapat memahami konsep asuhan kegawatdaruratan
      D. MANFAAT
           a. Bagi Pembaca
         Makalah ini disusun agar bermanfaat bagi mahasiawa, agar menjadi acuhan pembelajaran bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada Keperawatan Gawat Darutat khususnya pada kasus Trauma Abdomen. 
           b. Bagi Penulis
         Diharapkan peneulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Trauma Abdomen.









2
                                                                           BAB II
PEMBAHASAN


A.    DEFINISI
Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland, 2002).
      Trauma abdomen adalah pukulan /benturan langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh-pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen. (Temuh Ilmiah Perawat Bedah Indonesia, 13 Juli 2000).
                Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
            Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).
             Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ (Sjamsuhidayat, 1997).

B.     ANATOMI FISIOLOGI

a.Anatomi

3
b.Fisiologi

             Abdomen ialah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuk lonjong dan meluas dari atas diafragma sampai pelvis dibawah.  Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian – abdomen yang sebenarnya, yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih besar, dan pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan kecil.
Batasan – batasan abdomen. Di atas,  diafragma, Di bawah, pintu masuk panggul dari panggul besar. Di depan dan kedua sisi, otot – otot abdominal, tulang –tulang illiaka dan iga – iga sebelah bawah. Di belakang, tulang punggung, dan otot psoas dan quadratrus lumborum.
Isi Abdomen. Sebagaian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus halus, dan usus besar. Hati menempati bagian atas, terletak di bawah diafragma, dan menutupi lambung dan bagian pertama usus halus. Kandung empedu terletak dibawah hati. Pankreas terletak dibelakang lambung, dan limpa terletak dibagian ujung pancreas. Ginjal dan kelenjar suprarenal berada diatas dinding posterior abdomen. Ureter berjalan melalui abdomen dari ginjal. Aorta abdominalis, vena kava inferior, reseptakulum khili dan sebagaian dari saluran torasika terletak didalam abdomen.

C.     ETIOLOGI

Kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian.
      Menurut sjamsuhidayat, penyebab trauma abdomen adalah, sebagai berikut :
   1. Penyebab trauma penetrasi
· Luka akibat terkena tembakan
· Luka akibat tikaman benda tajam
· Luka akibat tusukan
   2. Penyebab trauma non-penetrasi
·  Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
·   Hancur (tertabrak mobil)
·   Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
·   Cidera akselerasi / deserasi karena kecelakaan olah  raga.


4
D.    PATOFISIOLOGI

Tusukan/tembakan ; pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman (set-belt)-Trauma abdomen- :
1. Trauma tumpul abdomen
·         Kehilangan darah.
·         Memar/jejas pada dinding perut.
·         Kerusakan organ-organ.
·         Nyeri
·         Iritasi cairan usus
2.Trauma tembus abdomen
·         Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
·         Respon stres simpatis
·         Perdarahan dan pembekuan darah
·         Kontaminasi bakteri
·         Kematian sel
             1 & 2 menyebabkan :
·         Kerusakan integritas kulit
·         Syok dan perdarahan
·         Kerusakan pertukaran gas
·         Risiko tinggi terhadap infeksi
·         Nyeri akut (FKUI, 1995).

Beratnya trauma yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus dipertimbangkan  dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan beberapa mekanisme :

·         Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ berongga.
·         Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae atau struktur tulang dinding thoraks.









5
E.     PATHWAY

Trauma
(kecelakaan)
Penetrasi & Non-Penetrasi
Terjadi perforasi lapisan abdomen
(kontusio, laserasi, jejas, hematom)
Menekan saraf peritonitis
Terjadi perdarahan jar.lunak dan rongga abdomen  →   Nyeri
Motilitas usus
Disfungsi usus  →   Resiko infeksi
Refluks usus output cairan berlebih

                            Gangguan cairan        Nutrisi kurang dari
dan eloktrolit           kebutuhan tubuh
Kelemahan fisik
Gangguan mobilitas fisik

(Sumber : Mansjoer,2001)






6
F.      PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan Medis :
1.  Abdominal paracentesis
 Menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritonium, merupakan
 Indikasi untuk laparatomi.
2.   Pemeriksaan laparoskopi
  Mengetahui secara langsung penyebab abdomen akut.
            3.   Pemasangan NGT
 Memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma abdomen.
4.  Pemberian antibiotik
 Mencegah infeksi.
5.  Laparotomi

Penatalaksanaan keperawatan:
1. Mulai prosedur resusitasi (memperbaiki jalan napas, pernapasan, sirkulasi) sesuai   indikasi.
2. Pertahankan pasien pada brankar atau tandu papan ;  gerakkan dapat menyebabkan fragmentasi bekuan pada pada pembuluh darah besar dan menimbulkan hemoragi masif.
a) Pastikan kepatenan jalan napas dan kestabilan pernapasan serta
         System saraf
b) Jika pasien koma, bebat leher sampai setelah sinar x leher
         didapatkan
     c) Gunting baju dari luka.
     d) Hitung jumlah luka.
     e) Tentukan lokasi luka masuk dan keluar.
3. Kaji tanda dan gejala hemoragi.
4. Kontrol perdarahan dan pertahanan volume darah sampai pembedahan dilakukan.
5. Aspirasi lambung dengan selang nasogastrik. Prosedur ini membantu mendeteksi luka lambung, mengurangi kontaminasi terhadap rongga peritonium, dan mencegah komplikasi paru karena aspirasi.
6. Tutupi visera abdomen yang keluar dengan balutan steril, balutan salin basah untuk mencegah kekeringan visera.
7. Pasang kateter uretra menetap untuk mendapatkan kepastian adanya hematuria dan pantau haluaran urine.
7
G.    ASUHAN KEPERAWATAN

1.      CONTOH KASUS :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. T DENGAN TRAUMA TUMPUL ABDOMEN DI RUANG BEDAH MINOR RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA

2.      PENGKAJIAN
      a. Identitas Klien
Nama                                       :  Tn. T
Umur                                       :  65 tahun
Pendidikan                              :  SD
Pekerjaan                                 : Wiraswasta
Agama                                     :  Islam
Alamat                                    :  Tepurejo RT 3/2 Sumber Banjarsari Surakarta
Tangga&Jam Pengkajian         : 15 Oktober 2009

                    b. Identitas Penanggung Jawab
Nama                                       :  Tn. W
Umur                                       :  41 tahun
Alamat                                    :  Sumber Banjarsari Surakarta
Hubungan dengan klien          :  Anak

3. Riwayat Penyakit
    a)  Keluhan Utama
         Sakit pada perut sebelah kanan.
    b) Riwayat Penyakit Sekarang
± 2 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit, ketika sedang mengendarai sepeda motor, klien mengalami kecelakaan. Sepeda motor klien menabrak truk yang ada di depannya. Klien terjatuh dengan posisi dada dan perut kanan membentur aspal. Setelah kejadian, klien masih bisa pulang sendiri dengan mengendarai sepeda motornya. Tapi setelah beberapa saat di rumah, klien merasa perut sebelah kanan ampeg sampai punggung dan terasa sesak nafas dan tampak gelisah . Oleh keluarga di antar ke IGD Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.


8
      c) Riwayat Keluarga
Keluarga dan klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit serupa.

4. Primary Survay
    a) Airway
        Bebas, tidak ada sumbatan, tidak ada secret
    b) Breathing
         Klien bernafas secara spontan. Klien menggunakan O2 2 l/menit
         R : 26x/menit, pernafasan reguler
    c)  Circulasi
TD : 120/80 mmHg
N   :  88x/menit
Capillary reffil : < 2 detik
d)     Disability
GCS : E4M5V6
Kesadaran : Compos Mentis
     e) Exposure
        Terdapat luka lecet ,jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kanan

5. Secondary Survay
    a) AMPLE

1)     Alergi :
Klien dan keluarga mengatakan klien tidak memiliki alergi, baik makanan ataupun obat-obatan.

2)      Medicasi :
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit tidak mengkonsumsi obat apapun.

3)      Pastillnes :
Klien sebelumnya pernah di rawat di RS Dr. Moewardi Surakarta dengan penyakit paru-paru.

4)      Lastmeal :
Klien mengatakan sebelum kecelakaan, klien hanya minum segelas teh.

5)      Environment
Klien tinggal di daerah yang padat penduduknya.
9

c. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1)      Kepala
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala tampak cukup bersih. Kepala dapat digerakkan kesegala arah, pupil isokor, sklera tidak ikhterik, konjungtiva tidak anemis. Hidung simetris tidak ada secret.

2)      Leher
Tidak ada kaku kuduk

3)      Paru
·          Inspeksi       : bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
·         Palpasi         : fremitus vokal kanan dan kiri sama
·         Perkusi        : sonor
·         Auskultasi    : vesikuler

4)      Abdomen
·         Inspeksi        : terdapat jejas dan hematoma pada abdomen sebelah
                       kanan
·         Auskultasi    : peristaltik usus 7x/menit
·         Palpasi         : terdapat nyeri , P :bila bergerak dan bernafas ,  
                       Q:seperti ter tusuk-tusuk, R:perut sebelah kanan,
                      skala 7,T: hilang timbul
·         Perkusi         : pekak

5)      Ekstremitas
Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit baik. Kekuatan otot ektermitas atas dan bawah dalam batas normal.

d. Pemeriksaan Penunjang

a)     Hasil laboratorium tanggal 15 -10-2009
b)     Hemoglobin             : 14,5 g/dl           (n : 14-17,5 g/dl)
c)     Eritrosit                    : 5,05 106/ul        (n : 4,5-5,9 106/ul)
d)     Leukosit                   : 12,1 103/ul        (n : 4,0-11,3 103/ul)
e)     Hematokrit               : 43,8%               (n : 40-52%)
f)      Trombosit                 : 204
g)     Gol darah                 : O
h)     HBSAG                   : -



10
e.Analisa Data

No
Data (Sign & Symptom)
Etiologi
Problem
1.
DS :
Klien mengatakan sesak nafas
Klien mengatakan perut sebelah kanan terasa ampeg

DO :
Klien gelisah
R : 26x/menit
Penurunan ekspansi paru
Pola nafas tidak efektif
2.
DS :
Klien mengatakan perut sebelah kanan sakit
P  : bila bergerak dan bernafas
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : perut sebelah kanan
S  : 7
T  : hilang timbul

DO :
Klien tampak mengerang-erang menahan sakit.
Terdapat luka lecet dan jejas pada abdomen sebelah kanan
Trauma abdomen
Nyeri akut
3.
DS  : -
DO :
Terdapat luka lecet pada perut kanan
Terdapat jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kanan
Hb : 14,5 g/dl
Leukosit : 12,1 103/ul
Luka non-penetrasi abdomen
Resiko Infeksi

3.DIAGNOSA KEPERAWATAN
   1)      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
   2)      Nyeri berhubungan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen.
   3)      Resiko tinggi infeksi b/d kontaminasi bakteri dan feses.
11
4. PERENCANAAN
No
Tujuan/Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x15 menit, pola nafas efektif
Dengan KH :
Klien mengatakan sesak nafas berkurang
Klien rileks
Pernafasan normal : 20-24 x/ menit
Kaji pola nafas
Kaji tanda vital
Posisikan klien semi fowler
Beri oksigen sesuai indikasi
Untuk menentukan intervensi yang tepat
Mengetahui perkembangan klien
Mengurangi sesak nafas
Mengurangi sesak nafas
2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x10 menit, nyeri teratasi
Dengan KH :
Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang
Klien tenang tidak mengerang-erang kesakitan
Skala nyeri 1-3
Kaji intensitas nyeri
Jelaskan penyebab nyeri
Beri posisi nyaman
Ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasi pemberian analgetik
Untuk menentukan intervensi yang tepat.
Untuk menenangkan klien dan keluarga.
Meningkatkan kenyamanan klien. Mengurangi ketegangan otot sehingga mengurangi nyeri.
Analgetik berfungsi menghilangkan nyeri
3.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x20 menit, tidak terjadi infeksi
Dengan KH :
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Tidak ada perdarahan
Suhu tubuh normal : 36-37
Pasang kateter
Pasang NGT
Pasang trail pada tempat tidur klien
Ajurkan keluarga untuk menemani klien
Monitor hasil laboratorium terutama Hb
Kolaborasi pemberian antibiotic
Untuk mengurangi aktivitas klien.
Untuk mengetahui adanya perdarahan dalam.
Menurunkan resiko cidera.
Memenuhi kebutuhan klien.
Mengetahui perkembangan klien
Mencegah infeksi

12
5. EVALUASI

No
DX
Tgl & jam
Implementasi
Evaluasi
Paraf
1.
15 Sep 2015
Mengkaji pola nafas klien
Memposisikan klien semi fowler
Memberikan nasal kanul 2L/menit
S  :
klien mengatakan sesak nafas berkurang
klien mengatkan lebih nyaman
O  : R: 24x/menit
A  : masalah teratasi
P  : intervensi dihentikan

2.
15 Sep 2015
Mengkaji tingkat nyeri
Memberikan injeksi ketorolak 2ml
 Mengajarkan nafas dalam bila nyeri timbul
S :
klien mengatakan nyeri sedikit berkurang
O :
klien masih gelisah
klien masih tampak merintih kesakitan
A :
masalah teratasi sebagian
P :
lanjutkan intervensi di bangsal

3.
15 Sep 2015
Memasang kateter
Memasang NGT
Mengambil sample darah
Memasang trail tempat tidur
Memonitor NGT
Memberikan injeksi cefotaxim 1g
S   : -
O :
urine jernih tidak ada perdarahan.
Volume urine 200cc
Keluaran NGT cairan bersih
Hb : 14,5 g/dl
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
 lanjutkan intervensi di bangsal


13
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Trauma abdomen yang disebabkan benda tumpul biasanya lebih banyak menyebabkan kerusakan pada organ-organ padat maupun organ-organ berongga pada abdomen dibandingkan dengan trauma abdomen yang disebabkan oleh benda tajam.

B.     SARAN

Bagi seorang perawat dalam penanganan pasien yang mengalami trauma abdomen yaitu perawat harus memperhatikan atau melakukan tindakan kegawatdaruratan yang cepat dan tepat, terutama pada kasus trauma abdomen akibat cidera atau kecelakaan.
Untuk memudahkan pemberian tindakan darurat secara sepat dan tepat perlu dilakukan prosedur tetap/protocol yang dapat digunakan setiap hari. Bila memungkinkan, sangat tepat apabila pada setiap unit keperawatan di lengkapi dengan buku-buku yang diperlukan baik untuk perawat maupun pasien.

















14
DAFTAR PUSTAKA

http://efpan.blogspot.com/2012/06/makalah-asuhan-keperawatan-dengan-klien.html
(diakses pada tanggal 05 Desember 2012)
http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/askep-trauma-abdomen.html
(diakses pada tanggal 05 Desember 2012)
http://efpan.blogspot.com/2012/06/makalah-asuhan-keperawatan-dengan-klien.html
(diakses pada tanggal 05 Desember 2012)
http://satriadwipriangga.blogspot.com/2011/11/askep-trauma-abdomen.html
(diakses pada tanggal 05 Desember 2012)
http://kumpulanaskep43.blogspot.com/2012/07/askep-trauma-abdomen.html
(diakses pada tanggal 05 Desember 2012








                                                                       



0 komentar:

Posting Komentar

Kesempatan Berkarir di Jepang ,Pemerintah Jepang membutuhkan kurang lebih 500 Tenaga Perawat Pertahun

Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Jepang terjalin dengan baik dibuktikan dengan adanya kerjasama program pemagangan pekerja imigra...